SUKU KONJO PESISIR
1 Filosofi Hidup
Dalam
tradisi masyarakat Konjo Pesisir terdapat satu kearifan lokal yang menjadi
pandangan hidup masyarakat Konjo Pesisir yaitu “Hutan tak boleh ditambah dan
tak boleh dikurangi”. Saat ini, hutan adat masyarakat Konjo Pesisir yang
berada di Desa Tanatowa seluas 331,70 hektar dalam kondisi yang terjaga.
Tanah pertanian, ladang dan tanaman di area tersebut terjaga kesuburannya.
Filosofi Masyarakat Konjo Pesisir berakar dari kondisi masyarakat Konjo Pesisir
yang merupakan masyarakat agraris dimana kehidupan mereka bergantung kepada
lahan pertanian. Selain itu, hutan adalah tempat sakral bagi masyarakat Konjo
Pesisir, dimana ada larangan untuk tidak masuk ke hutan. Masyarakat Konjo
Pesisir mempunyai pandangan bahwa tidak boleh ada yang masuk ke dalam hutan.
Masyarakat Konjo Pesisir
percaya satu hal bahwa hutan akan memberi kesuburan bagi tanah mereka, menjaga
sumber mata air desa. Mereka percaya bahwa hutan masih ada maka tanah mereka
akan subur. Hutan yang lebat juga akan memberikan mereka sumber air yang
banyak. Sebagian besar Orang Konjo Pesisir masih memanfaatkan air yang ada di
sumber-sumber air yang biasanya keluar di samping pohon-pohon yang besar. Orang
Konjo Pesisir yang ada di dalam kawasan adat masih jarang yang memanfaatkan air
tanah dengan membuat sumur.
Kesakralan Hutan bagi masyarakat Konjo
Pesisir juga karena hutan adalah tempat menyelenggaraan ritual adat mereka.
Konon nenek moyang orang Konjo Pesisir dimakamkan di hutan adat tersebut.
Setiap tahun, ada upacara adat menziarahi makan tersebut perangkat adat
Tanatowa. Selain itu, hutan adat juga digunakan sebagai media pemilihan
Ammatowa (pemimpin tertinggi adat Orang Konjo Pesisir).
2 Mata Pencaharian
Dalam segi mata pencaharian masyarakat Konjo Pesisir
berprofesi sebagai petani. Mereka menanam berbagai jenis tanaman, seperti
sayur-sayuran dan buah-buahan. Sistem pertanian mereka biasanya berdasarkan
sistem bagi hasil antar sesama warga desa, yang dikerjakan secara beramai-ramai
atau gotong-royong. Sebagian pula dari mereka berprofesi sebagai nelayan,
mereka menangkap ikan di laut sesuai dengan waktu dan cuaca yang sudah
diperhitungkan dengan matang.
3 Sistem
Kekerabatan
·
Saling membantu dalam pekerjaan dan keuangan, upacara
perkawinan,menjenguk orang sakit, melayat orang meninggal. Sekalipun di antara anggota
suku ini ada pertengkaran, mereka bersatu menghadapiancaman dari pihak luar.
·
Materialisme diwujudkan dengan meminta secara terus terang kepada orang
yang tidak takut bersaing mengumpulkan harta dan pemborosan agar orang lain
terkesan.
·
Kegemaran kumpul-kumpul dan mengobrol.
·
Cenderung berkelit dalam menjawab pertanyaan.
·
Mempertahankan harga diri, dengan mempertahankan status sosial.
Sumber :
0 komentar: